Sabtu, 25 Desember 2010

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS AYAM POTONG


Pada dasarnya memiliki suatu usaha adalah suatu aset yang Sangat mendukung perekonomian dalam kehidupan sehari – hari, terlebih lagi jika usaha yang dimiliki merupakan salah satu dari sekian banyak usaha yang menyerap tenaga kerja. Menciptakan suatu usaha yang besar tidaklah mudah. Sebagai orang yang akan membangun suatu usaha perlu mengadakan beberapa atau bahkan berbagai macam studi kalayakan menngenai usia yang akan dilaksanakan tersebut.
Berbagai macam studi kelayakan tersebut tidak hanya diperlukan untuk orang yang hendak medirikan suatu usaha baru, tetapi juga diperlukan pula bagi seorang investor yang akan melakukan kegiatan kemitraan pada suatu usaha tertentu. Bagi pemula yang ingin mendirikan suatu usah baru jika hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa usaha yang akan dilakukan akan mendatangkan keuntungan maka usaha tersebut sebaiknya dibangun. Kemudian bagi seorang investor Jika dianggap layak maka kira nya seorang investor tersebut tidak segan untuk bermitra sebab sudah tentu akan menguntungkan.
Studi kelayakan yang dimaksud adalah mencakup semua aspek yang ada mulai dari aspek teknis, asapek managerial dna administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Yang mana pada dasarnya aspek – aspek tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Usaha ayam pedaging atau yang biasa disebut sebagai ayam potong merupakan suatu jenis usaha yang pada kesempatan ini merupakan suatu usaha yang hendak diketahui kelayakan usahanya atau yang akan dinilai apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan atau akan dapat memberikan kontribusi yang tinggi atau tidak jika kita berinvestasi pada usaha tersebut.
Usaha ayam pedaging ini milik bapak paryono yang kerap dipanggil pak yono, berada di desa saptomulyo kecamatan punggur kabupaten lampung tengah. Usaha ini didirikan pada tahun 1998. usaha ini diawali dengan satu buah kandang yang berukuran 25 m X 4 m, yang dibangun pada lahan seluas 30 m X 6 m. dan ayam sebanyak 1000 ekor. Usaha ini ia rintis dengan modal awal dari pinjaman bank sebesar ± Rp 35.000.000,-. Dengan tenaga kerja dalam keluarga ia mulai menjalankan usa ini sampai akhirnya ada seseorang yang mengajaknya bermitra. Dengan modal serta sarana produksi dari mitra bapak paryono berpikir akan lebih mudah menjalankan usa ini sebab ia akan sedikit mengeluarkan modal karena ia hanya mengurus ayam – ayam tersebut sampai pemanenan. Pada saat waktu panen tiba pun pak yono tidak repot dalam memasarkan ayam – ayam nya karena ayam – ayam tersebut akan diambil ( dijual ) oleh pihak mitranya.
Dari sistem kemitraan ini pak Yono menjual ayam – ayam nya sesuai harga yang telah ditetapkan oleh pihak mitra yang pastinya pula telah disepakti. Keuntungan dari kemitraan ini bahwa pak yono tidak akan merasa rugi meski harga jual dipasaran rendah tapi sedikit membuat iri jika harga jual yang berlaku dipasaran tinggi. Meskipun demikian pak yono masih bisa mendapat keuntungan yang lebih jika ada pesanan dari warga yang akan mengadakan resepsi dan ada penjual eceran (pedagang yang langsung mensual dipasar) datang membeli ayam – ayamnya, sebab pak yono akan dapat mensual ayam – ayamnya dengan harga yang sesuai seperti yang berlaku dipasaran yang pastinya lebih tinggi dari harga jual yang telah ditetapkan oleh pihak mitranya.

POTENSI PASAR
Pangsa pasar merupakan bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase. Pada usaha ayam pedaging milik pak Yono ini memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Selain kepada pasar secara langsung,pak yono juga dapat merambah pada konsumen lain seperti pesanan untuk acara resepsi.
Sekmentase pasar adalah pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri dari orang – orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa, maksudnya adalah merancang suatu bauran pemasaran yang secara tepat sesuai dengan kebutuhan para indifidu dalam sekmen pasar. Dari pengertian segmentasi pasar maka dapat diketahui bahwa segmen pasar merupakan struktur yang ada dalam pasar yaitu dimulai dari producen ke pedagang perantaranlalu pedagang pengecer kemudian berakhir pada konsumen akhir.Pak Yono berperan sebagai producen yaitu pengusaha yang memproduksi daging ayam dari ayam pedaging.

Produsen         -     Pedagang pengecer       -    Konsumen

Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.Faktor-faktor yang mempengaruhi srategi pemasaran adalah:
 1. faktor mikro,yaitu perantara pemasaran,pemasok,pesaing,dan masyarakat
2. faktor makro,yaitu demografi atau ekonomi,politik-hukum,teknologi-fisik,dan sosial budaya
Strategi pemasaran yang digunakan oleh pak Yono dari sudut penjual yaitu
1. tempat yang strategis
2. produk yang bermutu,
3. harga yang kompetitif,dan
4. promosi yang gencar
 
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
  Pada dasarnya usaha ayam potong ini didirikan oleh pak paryono yang didukung oleh keluarga nya. Ia menjalankan usaha ini dibantu oleh adik kandungnya yang bertindak sebagai tenaga kerja dan pihak kemitraan dari ibu Sunarmi sebagai insvestor.
Seiring dengan berjalannya waktu usaha ayam potong ini semakin besar, berawal dari usaha ayam potong yang hanya memiliki 1 kandang Semarang sudah memiliki 5 kandang. Dengan omset per kandangnya kurang lebih kurang lebih 15.000.000,-/kandang Belem termasuk bibit ayam. Dan benevit yang diperoleh perkandangnya kurang lebih 37.000.000,-/kandang. Pak yono pun memiliki 6 orang karyawan. 5 oarang karyawannya khusus mengurus ayam satu orang mengurus satu kandang ayam dan satu orang lagi mengurus masalah admisintrasi yang diperlukan selama proses produksi sampai dengan pasca panen. Dalam melakukan usaha ayam potong ini tidak memerlukan banyak karyawan mengingat dalam mengurus ayam potong ini tidak boleh berganti – ganti orang karena ayam ini diduga mudah tertular penyakit. Sebab manusia pun dapat turut membawa wabah penyakit bagi ayam. Oleh sebab itu dalam merawat ayam potong ini hanya berlaku satu orang karyawan hanya mengurus satu kandang.
Jadi, secara singkat organisasi dan manajerial dari usaha ayam potong ini yaitu ibu Sunarmi sebagai insvestor ( pemberi modal ), pak paryono bertindak sebagai pemilik lahan dan sebagai pengelola usaha ayam potong ini dan dibantu oleh 6 karyawannya.
 
ASPEK TEKNIS
- Proses Produksi
Usaha ayam potong ini produksinya selama satu tahun dapat berproduksi empat kali. Sebelum ayam dimasukkan ke dalam kandang, kandang harus sudah diseterilkan terlebih dahulu selama jangka waktu 15 hari sebelum ayam dimasukkan dan 7 hari sebelum ayam dimasukkan ke dalam kandang. Setelah ayam dimasukkan kedalam kandang maka ayam – ayam tersebut ( bibit ayam ) mulai harus mendapat perlakuan khusus seperti suhu yang harus diberikan, ayam – ayam yang masih kecil ini Sangat rentan terhadap suhu sekitar ayam – ayam ini menghendaki suhu hangat, oleh karena itu ayam – ayam ini diberikan tambahan penghangat yaitu yang terbuat dari kayu bakar yang dibakar dalam drum yang diberi lubang tiap sisinya agar panas yang dihasilkan menyebar pada tiap sisi kandang. Penghangat ini diberikan pada malam hari dan diberikan selama ayam - ayam tersebut belum dipanen. Namun konsentrasi panas yang diberikan berbeda pada saat ayam – ayam ini masih berupa bibit. Ayam yang masih bibit lebih banyak menghendaki penghangat yang lebih banyak.
Pemberian pakan pakan diberikan setiap hari,dipagi, siang dan sore harisetiap saat tanpa harus menunggu ayam lapar. Seekor ayam menghabiskan 3 kilogram pakan  sampai ayam tersebut dipanen.Dalam satu kali produksi,pak parno menghabiskan 12.000 kilogram pakan. Biaya untuk pakan dalam satu produksi kurang lebih Rp 32.400.000.
Selama proses produksi berlangsung pembesihan kandang dilakukan selama 2 hari sekali, agar suasana kandang tidak begitu kotor sebab dari kotoran ayam itu sendiri dapat membawa wabah penyakit.
Kemudian ayam – ayam ini pun harus diberi vaksin selama proses produksi berlangsung ayam – ayam ini harus mendapat vaksin sebanyak dua kali. Pada saat ayam berumur 7 hari dan 15 hari.
 
- Biaya Operasional
Pengertian biaya dalam analisa ekonomi biaya bagi input proyek adalah manfaat yang hilang (the benefit foregone)bagi perekonomian karena input itu dipakai dalam proyek atau the oppurtunity cost bagi input.Dalam usaha ayam pedaging ini terdapat bebrapa biaya operasional seperti pembeliaan bibit ayam,pakan,obat-obatan,tenaga kerja,vaksinasi,sterilisasi.Semua biaya tersebut termasuk dalam biaya operasional tunai,maksudya adalah biaya tersebut langsung dikeluarkan pemilik usaha untuk menperoleh suatu input.Besarnya biaya operasional tunai dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Biaya Operasional Tunai
fisik
Harga
nilai
DOC/bibit ayam
4.000
3.500
14.000.000
Pakan
12.000
2.700
32.400.000
Obat-obatan
4.000
500
2.000.000
Tenaga kerja
6
1.000.000
6.000.000
Vaksinasi
8.000
250
2.000.000
Strerilisasi
4
50.000
200.000
Total
56.600.000
Selain biaya operasional tunai terdapat juga biaya operasional diperhitungkan seperti lahan pribadi yang digunakan pak Yono untuk mendirikan kandang ayam.
ANALISIS KELAYAKAN
Analisis kelayakan digunakan untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan layak atau tidak.AnĂ¡lisis kelayakan usaha ayam pedaging milik pak Yono ini dapat dilihat pada tabel dan perhitungan dibawah ini:

fisik
Harga
nilai
Penerimaan
4.000
31.250
125.000.000
Faktor produksi Variabel



DOC/bibit ayam
4.000
3.500
14.000.000
Pakan
12.000
2.700
32.400.000
Obat-obatan
4.000
500
2.000.000
Tenaga kerja
6
1.000.000
6.000.000
Vaksinasi
8.000
250
2.000.000
Strerilisasi
4
50.000
200.000
Total


56.600.000
Penyusutan



kandang
4
625.000
2.500.000
Plastik
29
3.834
111.186
tempat pakan & minum
4.000
165
660.000
Drum
1
66.667
66.667
Alas kandang

1.667
1.667
Total


3.339.520
Total Biaya


59.939.520
Pendapatan


65.060.480
R/C


2,085435452
Tahun
Biaya
Benefit
Df 13%
pv B
pv C
net B-C
1
14.000.000
37.000.000
0,8849
32.741.300
12.388.600
20.352.700
2
32.400.000
37.000.000
0,7831
28.974.700
25.372.440
3.602.260
3
2.000.000
37.000.000
0,693
25.641.000
1.386.000
24.255.000
4
6.000.000
37.000.000
0,6133
22.692.100
3.679.800
19.012.300
5
2.000.000
37.000.000
0,5427
20.079.900
1.085.400
18.994.500
6
200.000
37.000.000
0,4803
17.771.100
96.060
17.675.040
jumlah



147.900.100
44.008.300








B/C ratio
3,360732





NPV
103.891.800





Berdasarkan NPV yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa proyek atau usaha tersebut layak untuk dijalankan dalam tahun – tahun kedepan.
 

Jumat, 24 Desember 2010

MEMAKNAI TAHUN BARU

bertepatan 1432 H

Tradisi di indonesia dalam merayakan tahun baru sebagian masyarakat merayakannya dengan memperbanyak ibadah dan sebagian merayakan tahun baru dengan pesta, konfoy dijalan, dan lain sebagainya. Dalam memaknai tahun baru baik tahun baru hijriah maupun tahun baru masehi kita harus memaknai dan meniatkan perubahan dari yang buruk menjadi baik. Ada dua tahun baru yang biasa dirayakan masyarakat Indonesia yaitu tahun baru hijriah yang dikenal dengan tahun baru islam dan yang lain tahun baru masehi.

Tahun baru hijriah jatuh pada tanggal 1 muharram, kalender hijriah mengikuti perputaran bulan bukan mengikuti perputaran matahari seperti hitungan kalender masehi, oleh karena itu jumlah harinyapun berbeda 11 hari lebih pendek dari Masehi. Perhitungan matahari dalam satu tahun terdapat 365 hari, sedangkan perhitungan bulan terdapat 354 hari.  Tahun Hijriah seperti namanya, ditetapkan setelah Rasulullah saw. Hijrah dari Mekah ke Madinah. Hijrah ini bukan sekedar secara fisik tapi juga hijrah secara drastis dari sisi mental. Seperti yang diungkapkan oleh sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab tentang hijrahnya Nabi Muhammad Saw, bahwa “Hijrah itu membedakan antara yang hak dan bathil. “

Sedangkan Tahun Baru Masehi pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.

Diatas merupakan sejarah dari kelender hijriah dan kalender masehi namun bahasan kita bukan sejarah siapa yang membentuk kalender yang perlu kita baca disini adalah pergantian dan perubahan keadaan kita, keluarga, sahabat dan negeri ini dari waktu ke waktu,  dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun.

Moment akhir tahun dan menyambut tahun baru ini merupakan ajang buat kita berintrospeksi diri karena banyak sudah bencana yang melanda negeri ini, sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di wasior Papua, Tsunami di kepulauan Mentawai sampai terakhir letusan gunung merapi di Jawa Tengah. Apakah Allah SWT sedang menguji kita bangsa Indonesia ?? atau Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar dari ini, kita tidak akan pernah tahu. Yang hanya kita bisa lakukan adalah berdoa memohon ampun kepada Alloh Azza wajalla  atas segala kesalahan yang telah kita lakukan dan memperbaiki hubungan kita kepada Allah SWT, kepada sesama manusia dan kepada Alam serta Lingkungan sekitar.
Bencana yang melanda tidak bisa kita pungkiri adalah akibat dari aktivitas manusia sebagai makhluk social yang tidak lepas dari manusia lain dan alam sekitarnya. Masih banyak penyebab yang mengakibatkan bencana melanda negeri ini, bisa karena banyak merajaleanya kemaksiatan di sana sini, yang menyebabkan kemurkaan.  Allah SWT berfirman dalam kitabnya “Al Qur`an AL-Karim” surat Ar-Ruum [30]:41).
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Seperti yang disebutkan diatas  bahwa telah nyata-nyata kerusakan di bumi, baik di daratan maupun lautan karena ulah tangan manusia. Memang alam selalu bertindak jujur, adil, berjalan dengan aturan. Allah tak semata-mata menurunkan bencana kalau manusia bisa merawat dan menjaga alam.  Maka membentuk kesadaran akan tanggung jawab manusia dalam memelihara alam ini sangat penting, dan kalau ini berhasil, maka insya Allah bencana yang melanda bumi pertiwi kita akan berkurang. Jadi bila di negari ini sering terjadi bencana, yang tentunya sangat menghambat pertumbuhan pembangunan serta membuat resah masyarakat khususnya para korban, maka sudah seharusnya kita mengintrospeksi diri kita atas apa yang telah kita perbuat, sehingga berbagai bencana tidak henti-hentinya melanda. Bisa jadi banyaknya maksiat yang kita lakukan membuat Allah SWT marah dan menimpakan adzab. Atau kita sendirilah penyebab terjadinya bencana tersebut akibat perusakan alam yang selama ini kita lakukan.
Memasuki Tahun 2011 ini sudah sepantasnya kita sambut dengan memperbanyak amalan karena  tidak bisa kita pungkiri akan ada bencana yang melanda negeri ini, bukan berarti mendahului tuhan namun yang harus kita lakukan adalah introspeksi dan bertaubat akan melakukan yang lebih baik di tahun 2011 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, sejahtera dan sangat merasakan kemerdekaan sesuai dengan cita-cita Funding Fathers.

Sabtu, 11 Desember 2010

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN

Agribisnis sering diartikan sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal konsep agribisnis adalah utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Agribisnis dapat berkembang di Indonesia karena kondisi daerah yang menguntungkan, antara lain: lokasinya di garis khatulistiwa, berada diluar zona angin taifun, tersedianya sarana dan prasarana pendukung berkembangnya agribisnis, dan kemauan politik pemerintah untuk memberikan prioritas. Hambatan dalam pengembangan agribisnis di Indonesia terletak pada berbagai aspek, antara lain: Pola produksi terletak di lokasi yang berpencar, sarana dan prasrana belum memadai di luar Jawa, biaya transportasi menjadi lebih tinggi, adanya pemusatan agroindustri di kota-kota besar, dan sistem kelembagaan kurang mendukung berkembangnya kegiatan agribisnis. Dengan adanya persaingan yang ketat terhadap pemasaran hasil pertanian di pasaran dunia, menuntut peranan kualitas produk, dan kemampuan menerobos pasar dunia.

Agar sasaran pembangunan pertanian mempunyai kontribusi yang nyata, maka upaya khusus perlu dikembangkan, yaitu; tetap memperhatikan prinsip keunggulan komparatif; meningkatkan keterampilan masyarakat setempat; meningkatkan kesinambungan pasokan bahan baku; menyediakan fasilitas kredit serta pelayanan yang memadai. Pengembangan sektor pertanian diperlukan konsep agribisnis, yaitu memproduksi hasil pertanian yang mempunyai keunggulan komparatif (prospek ekspor) dan perwilayahan (pengembangan komoditi berdasarkan potensi wilayah), memprosesnya dan selanjutnya memasarkan untuk konsumsi lokal dan ekspor. Untuk itu diperlukan fasilitas pendukung peningkatan produktivitas pertanian, permodalan atau perbankan yang mendukung berkembangnya industri pengolahan hasil pertanian dan perluasan pasar.

Banyak dijumpai kasus petani yang selalu berganti tanaman karena dianggap terlalu lama menghasilkan keuntungan atau yang pindah ke kota besar untuk mengadu nasib demi pendapatan yang lebih besar. Pada dasarnya yang dilakukan adalah untuk memaksimalkan pendapatan berdasarkan penguasaan sumber daya yang terbatas. Yang diandalkan adalah asas profit maximization yang biasanya dicirikan oleh:
a.       Cepatnya mengadopsi inovasi sehingga disebut early adapters, yaitu golongan petani maju yang tingkat sosial ekonominya baik.
b.      Derajat kosmopolitasnya tinggi dengan mobilitas yang cepat dalam memperoleh informasi.
c.       Berani menanggung risiko.
d.      Mampu dan mau mencoba hal-hal atau teknologi yang baru.
Disisi lain ada pula petani yang lamban dalam melaksanakan kemajuan, enggan mencoba
teknologi baru dan dikenal dengan istilah petani subsistem yang dicirikan oleh kemauan untuk tujuan memaksimumkan kepuasan (utility maximization) dari pada memaksimumkan keuntungan. Karena kemajuan ilmu dan teknologi dan pembangunan yang sudah menyentuh pedesaan, maka kemudian yang dijumpai adalah golongan petani yang semi-komersial atau semi-subsistem.

1. Agribisnis Dalam Pertanian di Indonesia.
Karena cakupan agribisnis adalah luas dan kompleks, dimulai dengan proses produksi, pengolahan sampai pada pemasaran hasil pertanian termasuk di dalamnya kegiatan penunjang proses produksi, maka agribisnis memegang peranan penting kalau saja pada Pelita V terdapat kondisi perekonomian atau industri yang kuat didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Menurunnya harga di pasaran dunia dan masih tingginya biaya produksi (high cost economy), disebabkan beberapa faktor, antara lain: Pola produksi tidak berkelompok, sarana dan prasarana ekonomi belum memadai, pola agroindustri cenderung terpusat di perkotaan, kondisi geografis berupa kepulauan yang membuat tingginya biaya transportasi, dan sistem kelembagaan yang belum memadai. Dalam kondisi globalisasi ekonomi dunia yang relatif sulit diprediksi, mendorong tiap negara harus mampu mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai daya saing komparatif (comparative advantage) yang tinggi di pasaran internasional. Untuk sektor pertanian, perlu dipikirkan beberapa aspek, yaitu: Pemanfaatan seoptimal mungkin sumberdaya alam yang dimiliki, tanpa harus mengorbankan aspek kelestariannya; Peningkatan pada penguasaan dan pengembangan aspek teknologi (technological endowment); Penguasaan kelembagaan (institutional endowment), dimana petani sebagai produsen harus mampu mengusahakan sendiri produksi pertaniannya, mengolah hasilnya sekaligus memasarkan pada kondisi harga yang menguntungkan; Yang berkaitan dengan kebudayaan (cultural endowment), dimana keberhasilan pembangunan pertanian tersebut salah satunya sangat tergantung dari aspek manusia dan budayanya.

2. Agribisnis dan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
Perjalanan pembangunan Indonesia sejak Pelita I sampai sekarang mengalami berbagai keberhasilan utamanya sektor pertanian, dimana pada Pelita IV tercatat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 % per tahun dan sektor pertanian meningkat sebesar 3,4 % per tahun.
Dengan memperhatikan aspek produktivitas, stabilitas, berkelanjutan dan dapat disebarluaskan serta empat aspek lainnya, yaitu pemanfaatan sumberdaya yang efisien, teknologi terkini, institusi dan budaya yang mendukung, maka mempertahankan keberhasilan pembangunan pertanian yang telah dicapai dalam Pelita IV tentu dihadapkan pada berbagai masalah dalam Pelita V. Permasalahan ini akan semakin jelas seirama dengan berkembangnya politik globalisasi ekonomi dunia yang berkembang di berbagai negara.

3. Pokok Perhatian.
Beberapa hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam agribisnis dan pembangunan yang berkelanjutan pada waktu Pelita V atau setelahnya adalah: 
  1. Peranan sektor pertanian cukup dominan disertai pergeserannya menuju sektor industri perlu diupayakan tanpa harus mengorbankan kepentingan rakyat. 
  2. Peranan agribisnis masih tetap dominan dalam memacu laju pembangunan pertanian, maka seluruh aspek yang mendukung dari produksi sampai pemasaran perlu ditingka 
  3. Peranan pembangunan berkelanjutan menjadi sangat penting agar sumber alam yang ada dapat dimanfaatkan dalam waktu yang relatif lama.