bertepatan 1432 H |
Tradisi di indonesia dalam merayakan tahun baru sebagian masyarakat merayakannya dengan memperbanyak ibadah dan sebagian merayakan tahun baru dengan pesta, konfoy dijalan, dan lain sebagainya. Dalam memaknai tahun baru baik tahun baru hijriah maupun tahun baru masehi kita harus memaknai dan meniatkan perubahan dari yang buruk menjadi baik. Ada dua tahun baru yang biasa dirayakan masyarakat Indonesia yaitu tahun baru hijriah yang dikenal dengan tahun baru islam dan yang lain tahun baru masehi.
Tahun baru hijriah jatuh pada tanggal 1 muharram, kalender hijriah mengikuti perputaran bulan bukan mengikuti perputaran matahari seperti hitungan kalender masehi, oleh karena itu jumlah harinyapun berbeda 11 hari lebih pendek dari Masehi. Perhitungan matahari dalam satu tahun terdapat 365 hari, sedangkan perhitungan bulan terdapat 354 hari. Tahun Hijriah seperti namanya, ditetapkan setelah Rasulullah saw. Hijrah dari Mekah ke Madinah. Hijrah ini bukan sekedar secara fisik tapi juga hijrah secara drastis dari sisi mental. Seperti yang diungkapkan oleh sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab tentang hijrahnya Nabi Muhammad Saw, bahwa “Hijrah itu membedakan antara yang hak dan bathil. “
Sedangkan Tahun Baru Masehi pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.
Diatas merupakan sejarah dari kelender hijriah dan kalender masehi namun bahasan kita bukan sejarah siapa yang membentuk kalender yang perlu kita baca disini adalah pergantian dan perubahan keadaan kita, keluarga, sahabat dan negeri ini dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun.
Moment akhir tahun dan menyambut tahun baru ini merupakan ajang buat kita berintrospeksi diri karena banyak sudah bencana yang melanda negeri ini, sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di wasior Papua, Tsunami di kepulauan Mentawai sampai terakhir letusan gunung merapi di Jawa Tengah. Apakah Allah SWT sedang menguji kita bangsa Indonesia ?? atau Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar dari ini, kita tidak akan pernah tahu. Yang hanya kita bisa lakukan adalah berdoa memohon ampun kepada Alloh Azza wajalla atas segala kesalahan yang telah kita lakukan dan memperbaiki hubungan kita kepada Allah SWT, kepada sesama manusia dan kepada Alam serta Lingkungan sekitar.
Bencana yang melanda tidak bisa kita pungkiri adalah akibat dari aktivitas manusia sebagai makhluk social yang tidak lepas dari manusia lain dan alam sekitarnya. Masih banyak penyebab yang mengakibatkan bencana melanda negeri ini, bisa karena banyak merajaleanya kemaksiatan di sana sini, yang menyebabkan kemurkaan. Allah SWT berfirman dalam kitabnya “Al Qur`an AL-Karim” surat Ar-Ruum [30]:41).
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa telah nyata-nyata kerusakan di bumi, baik di daratan maupun lautan karena ulah tangan manusia. Memang alam selalu bertindak jujur, adil, berjalan dengan aturan. Allah tak semata-mata menurunkan bencana kalau manusia bisa merawat dan menjaga alam. Maka membentuk kesadaran akan tanggung jawab manusia dalam memelihara alam ini sangat penting, dan kalau ini berhasil, maka insya Allah bencana yang melanda bumi pertiwi kita akan berkurang. Jadi bila di negari ini sering terjadi bencana, yang tentunya sangat menghambat pertumbuhan pembangunan serta membuat resah masyarakat khususnya para korban, maka sudah seharusnya kita mengintrospeksi diri kita atas apa yang telah kita perbuat, sehingga berbagai bencana tidak henti-hentinya melanda. Bisa jadi banyaknya maksiat yang kita lakukan membuat Allah SWT marah dan menimpakan adzab. Atau kita sendirilah penyebab terjadinya bencana tersebut akibat perusakan alam yang selama ini kita lakukan.
Memasuki Tahun 2011 ini sudah sepantasnya kita sambut dengan memperbanyak amalan karena tidak bisa kita pungkiri akan ada bencana yang melanda negeri ini, bukan berarti mendahului tuhan namun yang harus kita lakukan adalah introspeksi dan bertaubat akan melakukan yang lebih baik di tahun 2011 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, sejahtera dan sangat merasakan kemerdekaan sesuai dengan cita-cita Funding Fathers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar